Pelatihan Pelayanan Antenatal Care (ANC), Persalinan, Nifas dan Skrining Hipotiroid (SHK) bagi bidan Tingkat Provinsi Papua Angkatan 3

oleh -274 Dilihat
oleh

Dinkes Papua –  Jayapura, Panitia pelaksana kegiatan menyampaikan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator kesehatan sebuah negara.  Berdasarkan data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS 2015) Angka kematian ibu  sebanyak  305/100.000  kelahiran  hidup,  masih  jauh  dari  target  Sustainable Development  Goals  (SDGs)  yaitu 70/100.000  kelahiran  hidup.

Indonesia  telah  mengalami  kemajuan  yang  signifikan  dalam  upaya  penurunan kematian bayi dalam beberapa dekade terakhir. Pada 1960, Angka Kematian Bayi (AKB) Indonesia adalah 128 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini turun menjadi 68 per  1.000  kelahiran  hidup  pada  1989,  57  pada  1992  dan  46  pada  1995

Sebagaimana dalam laporan panitia. Panitia pelaksana kegiatan juga menyampaikan bahwa untuk penanganganan kematian ibu anak Berbagai upaya telah diupayakan untuk menurunkan angka kematian ibu secara global. Salah satu upaya adalah Safe Motherhood Initiative yang diselenggarakan oleh  WHO,  Bank  Dunia,  dan  United  Nations  Fund  for  Population  Activities  di Nairobi, Kenya pada tahun 1987. 

Dalam pertemuan tersebut, dikemukakan bahwa dalam  mengurangi  kematian  ibu secara  global,  maka  dibentuk  4  pilar,  yaitu keluarga   berencana,   asuhan   antenatal,   persalinan   bersih   dan   aman   dan pelayanan obstetri esensial. Upaya  percepatan  penurunan  AKI  dilakukan  dengan  menjamin  agar  setiap  ibu mampu  mengakses  pelayanan  kesehatan  yang  berkualitas, 

seperti  pelayanan kesehatan  ibu  hamil,  pertolongan  persalinan  oleh  tenaga  kesehatan  terlatih  di fasilitas  pelayanan  kesehatan,  perawatan  pasca persalinan  bagi  ibu  dan  bayi, perawatan  khusus  dan  rujukan  jika  terjadi  komplikasi,  dan  pelayanan  keluarga berencana  (KB)  termasuk  KB  pasca  persalinan.Di Indonesia, diantara penyakit-penyakit yang dapat dideteksi dengan skrining bayi baru lahi adalah  Hipotiroid Kongenital (HK) dimana  merupakan penyakit  yang sering ditemui.

Kunci keberhasilan pengobatan anak dengan HK adalah deteksi dini dan pengobatan sebelum anak berumur 1 bulan. Namun diagnose secara klinis sulit ditegakkan karena gejala bias belum muncul pada saat bayi baru lahir. Jika gejalanya sudah terlihat maka pengobatan sudah terlambat. Untuk  mendapatkan Sumber daya manusia yang berkualitas perlu dilakukan deteksi sedini mungkin sejak bayi baru lahir melalui skrining bayi baru lahir.  Skrining atau uji saring pada Bayi baru lahir (Neonatal screening) adalah tes yang dilakukan pada saat bayi berumur beberapa hari.

Skrining bayi baru lahir dapat mendeteksi adanya gangguan sejak dini, sehingga apabila ditemukan gangguan atau kelainan dapat diantisipasi  sedini mungkin. Dalam pengambilan sampel yang kurang tepat akan mempengaruhi dalam pemeriksaan sampel tersebut,  untuk itu sampel yang yang dikirim  harus dilakukan dengan  baik dari pengambilan , pengiriman ke pusat laboratorium  untuk mengurangi  pengembalian sampel kembali karena tidak bisa diperiksa .

Dalam rangka peningkatan kompetensi tenaga kesehatan khususnya bidan di Puskesmas dan Rumah Sakit tersebut   sehingga   penting   untuk   melakukan Pelatihan  Pelayanan Antenatal Care (ANC), Persalinan, Nifas dan Skrining Hipotiroid (SHK) bagi bidan sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja dalam memberikan pelayanan kesehatan.

Kepala dinas kesehatan dalam sambutanya menyampaikan bahwa dipapua angka kematian ibu anak masih tinggi untuk mengatasi masalah ini lewat berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah papua  untuk menekan angka kematian ibu dan anak salah satunya melalui kegiatan ini untuk itu tenaga yang telah dilatih setelah kembali ke tempat tugas masing-masing dapat bekerja menerapkan ilmu yang telah didapat dalam pelatihan ini di tempat tugas masing-masing. ( Intan Agustina )

No More Posts Available.

No more pages to load.