PERJALANAN COVID-19 DI PAPUA

oleh -245 Dilihat
oleh

DINAS KESEHATAN PROVINSI PAPUA 2021

Executive Summary

Virus Corona menyebar pada akhir 2019 ke seluruh dunia mencapai 215 negara dan WHO telah menyatakan pandemic covid-19. Kasus Covid-19 terus berjalan hingga Maret 2021 terpapar 114 juta jiwa dan 21 juta diantaranya adalah kasus aktif, sedangkan yang telah dievaluasi kematian 2,5 juta (3%), kesembuhan 90 juta (97%). Indonesia no: 18 dalam jumlah kasus Covid-19 di dunia dengan jumlah kasus  1,3 juta dan dimana yang sembuh 1,1 juta orang dan kematian 36 ribu jiwa. Trend Covid-19 nasional pada akhir Februari 2021 menunjukkan penurunan. Papua saat ini telah terkonfirmasi hingga tanggal 28 Februari 2021 jumlah kasus Covid-19 di Papua sebanyak 18.199 kasus dimana yang sembuh 15.715 (86.4%), meninggal 353 (1,9%) dan masih dirawat 2.131 (11,7%). Trend pada minggu terakhir meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah testing yang dilakukan dan bertambahnya laboratorium PCR. Usaha penanganan Covid-19 mulai dari pembatasan mobilasasi penduduk dan surveillance/pengamatan, usaha-usaha pencegahan lewat 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan) serta usaha 3 T yaitu tracing, testing dan treatment. Ada 16 rumah sakit telah dijadikan rumah sakit rujukan dan beberapa rumah sakit juga melayani pasien covid. Usaha yang terbaru adalah vaksinasi. Telah dilakukan vaksinasi dimulai dari tenaga Nakes sampai kemarin telah mencapai 63% (13.688 orang). Selanjutnya untuk masyarakat umum sedang disiapkan dan dilanjutkan.

Covid-19 cases continue to run until March 2021 exposed to 114 million people in the world  and 21 million of them are active cases, while those who have evaluated death are 2.5 million (3%), a cure of 90 million (97%). Indonesia  rank at 18 in global  number of Covid-19 cases in the world with 1.3 million cases and where 1.1 million people recovered and 36 thousand deaths. The national Covid-19 trend at the end of February 2021 shows a decline. Papua has currently been confirmed until February 28, 2021, the number of Covid-19 cases in Papua was  18,199 cases of which 15,715 (86.4%) recovered, 353 (1.9%) died and 2,131 (11.7%) still being treated. The trend in the last week has increased in line with the increasing number of tests performed and the increasing number of PCR laboratories. Efforts to deal with Covid-19 start from limiting population mobility and surveillance / observation, prevention efforts through 3M (wearing masks, maintaining distance and washing hands) and 3 T efforts, namely tracing, testing and treatment. There are 16 hospitals that have been used as referral hospitals and several hospitals also serve covid patients. The most recent attempt is vaccination. Vaccinations have been carried out starting from health workers until yesterday which reached 63% (13,688 people). Furthermore, the general public is being prepared and continued.

1. Epidemiologi

WHO deklarasikan virus corona sebagai wabah dunia pada tanggal 30 Januari 2020 yang disebut Kedaruratan Global Kesehatan Masyarakat atau “Global Public Health Emergency”. Hingga tanggal 1 Maret  2020  jam 18.38  GMT tercatat 215 negara telah terpapar. Kasus  Covid 19 di dunia sebanyak 114.940.3000.  Kasus Covid-19 dibagi 2 (dua) yaitu yang telah dievaluasi (closed cases) dan yang masih di rawat (active cases).  Dari sejumlah 93.184.443 kasus yang telah dievaluasi (closed cases)  yang telah sembuh sebanyak 90.635.945  (97%) dan yang meninggal 2.548.498 (3%) sedangkan Kasus aktif /masih dalam perawatan sebanyak 21.665.530  yang mana rata-rata adalah kasus ringan  dan tak bergejala 25.427.519  (99.6%) dan yang serius atau kritis/ Covid sakit berat sebanyak 90.327 (0.4%). Walaupun kasus kumulatif covid-19 masih terus bertambah trend  dunia pada Februari 2021  angka kesembuhan dan kematian Covid-19 terus menurun atau membaik seiring kemajuan penanganan Covid-19.

Gambar 1. Trend Covid-19 Kasus dan Kematian di dunia

Situasi dunia dalam penanganan Covid-19 memberikan trend Indonesia menempati urutan ke 18 dari negara yang mempunyai jumlah Covid 19 terbanyak  di dunia dengan jumlah kasus terkonfirmasi 1.341.314  kasus serta kematian sebanyak 36.325  kasus dan kasus sembuh sebanyak 1.151.915 (worldometer.com, akses  1 Maret  2021).  Provinsi  yang menempati rangking 10  besar jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia  adalah DKI Jakarta (303,715/ 25%), provinsi Jawa  Barat (170.642/14.4%), Jawa Tengah (138.547/11.7%),Jawa Timur(119.479/10.1%), Sulawesi Selatan (50.941/4.3%), Kalimantan Timur(46.953/4.0%) , Riau (29.842/2,5%) dan Bali (29.295/2.5%) ,Sumatera Barat (27.802/2.3%) dan Banten (26.767/2.3%), sedangkan Papua sudah keluar dari 10 besar jumlah kasus Covid-19 di Indonesia menempati urutan ke 14 dengan jumlah kasus 15939(1.3%) seperti yang dirilis oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) tanggal 14 Februari 2021.  Trend nasional menunjukkan adanya penurunan kasus Covid pada akhir  Februari  2021, dan kesembuhan juga meningkat  sedangkan angka kematian masih tetap ada

Statistik

Gambar 2. Trend Covid-19 di Indonesia per 28 Februari 2021

Kemenkes RI merilis kasus kematian tertinggi dilaporkan di DKI Jakarta  diikuti oleh Jawa Barat, Jawa Tengah,Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Kematian relatif rendah adalah diprovinsi  Papua, Sulawesi Utara, Kalimantan Tengah dan sumatera Selatan. WHO memberikan indikator kematian /mortalitas akibat Covid-19 <5% .

Gambar 3. Infografis Covid-19 Papua tanggal 28 Februari 2021

Hingga tanggal 28 Februari 2021 jumlah kasus Covid-19 di Papua sebanyak 18199 kasus dimana yang sembuh 15715 (86.4%),  meninggal 353 (1,9%) dan masih dirawat 2131 (11,7%) .Penemuan jumlah kasus yang tinggi  kacamata public health adalah usaha  mendeteksi kasus sebanyak-banyak kemudian diobati dan disolasi sampai sembuh dalam  usaha pemutusan rantai penularan. Penemuan kasus yang dini terjadi di Papua dikarenakan dilakukan tes rapid diikuti tes PCR  secara masif baik di kota Jayapura  dan Mimika serta kabupaten lainnya dengan menggunakan alat TCM (Test Cepat Molekuler). Prosentase Positive Rate yang diharapkan adalah <5% dimana Papua baru mencapai 18199:111602x 100%= 16,3 %. Angka ini tinggi karena banyak tempat pemeriksaan TCM dan PCR tidak melaporkan kasus negatif yang diperiksa hal ini perlu update datanya.Angka Positive Rate pernah mencapai 10 % dibulan Juli-Desember 2020 tetapi setelah semua data harus masuk dalam sistem all record hal ini kemungkinan masih ada yang tertinggal dan harus di entry oleh kabupaten atau laboratorium melayani PCR.  Diperlukan tes PCR lebih banyak lagi dimana diharapkan banyak orang dites  tetapi hasil positif sedikit/kurang sehingga memberikan jaminan bahwa kasus nyata Covid-19 memang sedikit dan penularannya rendah di masyarakat atau penyakit ini terkendali.  Dari 29 kabupaten /kota di Papua , 19 kabupaten /kota telah terpapar virus Corona. Ada beberapa kabupaten dahulu melaporkan ada kasus sekarang sudah menjadi hijau atau tidak ada kasus lagi yaitu Boven Digul, Sarmi, Supiori, Waropen dan Puncak Jaya.

Gambar 4. Perkembangan Kasus Covid-19 perminggu

Dalam  1 minggu terakhir ini telah terjadi peningkatan yang signifikan kasus Covid-19 dimana kasus ini menurun setengah dari kasus puncak , pada gambar di atas kasus minggu ke 61 dan minggu ke 62  telah dibawah garis putus-putus. Namun rata- rata pemeriksaan PCR di Papua adalah 400 tes per hari sedangkan target Kemenkes RI adalah 1/1000 penduduk per minggu atau 500 tes perharinya. Angka pemeriksaan PCR juga terus bertambah seiring bertambahnya laboratorium pemeriksaan PCR dibeberapa Rumah Sakit.

Bappenas (Badan Pembangunan Nasional) memberikan 3 (tiga) syarat memasuki new normal. Pertama ,angka tingkat penularan (ro) basic reproduction number dan daerah yang hendak dilonggarkan PSBB-nya dibawah 1. WHO juga mensyaratkan R0 pada waktu T(tertentu) Rt-nya, setidaknya dalam waktu 14 hari  di bawah 1. Kedua, perbandingan jumlah kasus Covid-19 tak boleh melebihi 60 persen infrastruktur kesehatan yang digunakan. Laju reproduksi virus yang dirilis Bonza.com, per tanggal 28 Februari 2021  , Rt=1,22. Terjadi kenaikan  kasus harian dan mingguan  pada minggu terakhir sejalan dengan laju reproduksi virus Covid 19. Rt is the effective reproduction rate – a real-time monitoring metric of how fast the virus is growing. Jika Rt di atas 1 artinya virus dapat mengifeksi lebih dari satu orang. Jika Rt 2 artinya 1 orang dapat menginfeksi 2 orang lainnya. Sebaliknya jika Rt di bawah 1 artinya infeksi itu tidak mampu menginfeksi  1 orang .

Gambar 5. Laju Reproduksi Virus Covid-19 di Indonesia 15 Februari 2021

Laju Reproduksi Virus Covid-19 sebagai indikator kasar dan indikator cepat untuk menilai pengendalian Covid-19,beberapa provinsi  menunjukkan kemajuan yang bermakna yang berwarna biru.

Gambar 6. Ketersedian Fasilitas Kesehatan untuk penanganan kasus sedang dan berat

Angka kematian yang kecil di Papua terjadi karena pemeriksaan masif sehingga ditemukan dini  dukungan pemerintah untuk pengobatan , perawatan di rumah sakit hingga menyewakan hotel untuk karantina serta dukungan kebijakan termasuk financial dan strategi patut diacungi jempol. Selama Covid-19 telah dilakukan penutupan Papua  (lockdown) hingga saat ini proses relaksasi adalah suatu keputusan bijak dan kepemimpinan yang kuat untuk menjaga dan melindungi masyarakat terhadap Covid-19.  Beberapa negara gagal dalam penanggulangan Covid-19 karena pertikaian politik seperti di Italia,  Amerika Serikat negara adidaya walaupun memiliki segalanya juga gagal dalam membendung Covid-19 karena lack of leadership termasuk komitmen serta sifat masyarakatnya sangat individual/kurang peduli.

Gambar 7. Zonasi perkabupaten/kota

Pembuatan besaran masalah kesehatan atau burden of illness dapat dilihat dengan point prevalence rate yaitu berapa jumlah kasus yang masih tercatat, masih berobat pada waktu tertentu baik pasien lama dan baru. Angka Point Prevalence Rate dinamis dan akan menurun jika banyak yang telah sembuh. Pada tanggal 17 februari 2021, beberapa tempat sudah putih (tidak ada kasus) seperti Deiyai,Intan Jaya,Dogiayai, Yalimo,Mamberamo Tengah,Nduga, Mamberamo raya, Yahukimo,Asmat. Beberapa Kabupaten hijau karena masih ada kasus suspek . Sedangkan masih kasus yang sedang diobati dan tercatat diberi  warna merah. Berat atau bobot nya bermasalah dapat  dilihat dari warna merah dan angka termasuk point Prevalence rate .Angka tertinggi terdapat di Kota Jayapura, Mimika, Kabupaten Merauke, Kabupaten Jayapura, Nabire dan Biak. Point Prevalence Rate juga tergantung dari pembaginya yaitu jumlah penduduk makin kecil jumlah penduduk Point Prevalence akan lebih tinggi.

Untuk Zonasi berdasarkan wilayah adat dapat dilihat pada tabel dibawah ini yaitu Mamta, Meepaga dan Aniha. Umumnya kasus masih berada di daerah pesisir dimana kontak dan mobilitas penduduk yang tinggi .

Gambar 8. Zonasi per wilayah Adat dan geografis

2. Diagnosa  dan Protokol Kesehatan

Dalam waktu kurang lebih 6 bulan setelah muncul Covid-19 telah terjadi Revisi Guideline Covid 19 di Indonesia.  Covid adalah penyakit baru, yang belum ada di text book.  Virus Covid-19 atau disebut juga SARS-CoV-2 merupakan virus yang belum dikenal karakternya dengan baik. Oleh karena itu manifestasinya berupa Covid-19 juga memerlukan perhatian yang seksama dari para klinisi dan senantiasa harus mengikuti perkembangan  terbaru.

Gambar 9. Gejala Klinis Covid-19

Gejala klinis Covid-19  yang paling sering adalah : batuk, demam, pilek,lemas, sesak napas, sakit tenggorokan, sakit kepala, mual, diare , mengigil dan bahkan laporan kasus juga ada tanda hilangnya penciuman (anosmia) dan hilang rasa kecap.   Tahap demi tahap dari perkembangan ilmu ini akan membawa perubahan kebijakan pengelolaan kasus Covid-19. Setelah seseorang terpapar SARS-CoV-2 baik dengan tidak ada gejala (asimptomatis) maupun dengan gejala atau simtomatis dapat menularkan virus 2-3 hari sebelum mulai gejala/onset hingga 10 hari berikutnya. Pemeriksaan PCR yang diperoleh dari specimen swab hidung dan mulut (nasopharinx) merupakan standar utama untuk menegakkan diagnosis, tapi mungkin tidak bisa menilai kesembuhan. Hasil PCR yang positif pada evaluasi, tidak harus berarti virus tersebut masih aktif atau tidak aktif, sekaligus menyatakan kasus menular, namun bisa berarti hanya berupa debris material virus yang sudah tidak infeksius lagi. Pengetahuan ini bisa mempersingkat waktu perawatan /observasi sehingga bisa memutuskan perlu atau  tidak dilakukan isolasi.

WHO dan Kementerian Kesehatan RI  Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 yang baru (Kepmenkes Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020) yang dirilis juli 2020 telah membuat kriteria pasien yang dinyatakan selesai isolasi sebagai berikut :

a. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)

Pasien konfirmasi asimptomatik tidak dilakukan pemeriksaaan follow up RT-PCR. Dinyatakan selesai isolasi apabila sudah menjalani isolasi mandiri selama 10 hari sejak pengambiulan specimen diagnosis konfirmasi .

b. Kasus konfirmasi dengan gejala ringan dan gejala sedang

Pasien konfirmasi  dengan gejala ringan dan gejala sedang tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR. Dinyatakan selesai isolasi harus dihitung 10 hari sejak tanggal onset dengan tambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan

c. Kasus konfirmasi dengan gejala berat/kritis yang dirawat di rumah sakit
  1. Kasus konfirmasi dengan gejala berat/kritis yang dirawat di rumah sakit dinyatakan selesai isolasi apabila telah mendapatkan hasil pemeriksaan follow up RT-PCR 1 kali negatif ditambah minimal 3 hari tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan.
  2. Dalam hal pemeriksaan follow up RT-PCR tidak dapat dilakukan pasien kasus konfirmasi dengan gejala berat/kritis yang dirawat di rumah sakit yang sudah menjalani isolasi selam 10 hari sejak onset dengan ditambah minmal 3 hari tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan, dinyatakan selesai isolasi dan dapat dirawat non isolasi atau dipulangkan.

Pasien konfirmasi tanpa gejala, gejala ringan, gejala sedang dan gejala berat /kritis dinyatakan SEMBUH apabila telah memenuhi kriteria selesai isolasi dan dikeluarkan surat pernyataan selesai pemantauan, berdasarkan penilaian dokter di fasyankes tempat dilakukan pemantauan atau oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP).

Pasien konfirmasi dengan gejala berat/kritis dimungkinkan memiliki hasil pemeriksaan follow up RT-PCR persisten positif, karena pemeriksaan RT-PCR masih dapat mendeteksi bagian tubuh virus Covid-19 walaupun virus sudah tidak aktif lagi (tidak menularkan lagi). Terhadap pasien tersebut, maka penentuan sembuh berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh DPJP.

Kriteria isolasi dan kesembuhan yang baru dari WHO dan Kemenkes RI mempunyai arti akan terjadi peningkatan kasus sembuh lebih banyak dan lebih cepat lagi. Sampai tanggal 14 Februari 2021 terdapat 14595  kasus dinyatakan sembuh di Papua atau sebanyak 85,6%

Gambar 10. Jangan takut Covid-19 dapat disembuhkan

Secara sederhana dapat dijelaskan  bahwa  Covid-19 adalah suatu virus bulat dimana mempunyai duri-duri /spike. Tubuhnya mengandung RNA  yang dilapisi oleh kapsul. Kapsul ini dibentuk dari glikoprotein/protein mudah rusak dengan cepat atau hancur apabila terkena pelarut lemak seperti  sabun, pembersih lantai, bayclin  sehingga virus  ini mati. Pada suhu lebih dari 27 oC  virus juga tidak aktif. Covid-19 mempunyai kelebihan lainnya yaitu dengan mudah menular dari satu orang ke orang lainnya. Pada ujung duri atau spike dari virus Covid ini adalah reseptor yang jika virus tersebar gampang melekat terutama di hidung dan di mulut (port de entry) oleh karena itu penting sekali harus displin menggunakan masker dan tidak menggosok –gosok sekitar hidung atau mata.

Gambar 11. Mengenal Covid-19

Apabila  virus Covid-19 masuk ke tubuh manusia  pada orang-orang dengan daya tahan tubuhnya tinggi kemungkinan besar tidak akan bergejala atau gejala ringan. Orang yang mempunyai riawayat penyakit penyerta seperti diabetes/sakit gula, sakit jantung, sakit paru, HIV, cuci darah , lanjut usia memberikan resiko tinggi. Orang dengan gejala ISPA ringan jaga kesehatan dan tinggal di rumah. Apabila ada sesak harus segera dibawa ke rumah sakit.

Di bawah ini diperlihatkan skenario infeksi Covid-19 yang umumnya terjadi,  bahwa tes PCR dapat positif pada hari 1-hari 13 dengan gejala bersin,pilek dan demam  dan seterusnya seiring dengan terbentuknya anti body maka pada hari ke 14 berangsur pulih hingga hari ke 21 sembuh. Kita melihat anti body dapat keluar pada hari ke 7 sampai hari ke 18.  Pemeriksaan Rapid tes ada yang menggunakan reaksi anti body yaitu IgG dan IgM sehingga dengan waktu tertentu akan mendaptkan hasil yang reaktif atau positif. Sebagaimana Covid-19 adalah penyakit disebabkan virus makan dapat sembuh sendiri /self limited disease dan kita juga perlu makan bergizi ,mendapatkan vitamin,olah raga ,terpapar sinar matahari  dan anti virus sehingga proses kesembuhan dapat segera terjadi.

Gambar 12. Perjalanan Covid-19, tes PCR dan antibody

Jika sudah timbul anti body maka dengan cepat virus akan dieliminasi oleh antibody dengan cepat. Jika pasien sudah sembuh kemungkinan dapat terpapar lagi dengan Covid-19 tetapi di dalam tubuhnya akan ada  sel memori /sel pengingat yang akan mengenal dan memanggil antibody untuk menghancurkan virus itu. Adalah hal beruntung orang yang sudah terlebih dahulu terpapar virus covid-19 karena tubuhnya akan terbentuk kekebalan alamiah atau vaksinasi alamiah. Cepat atau lambat jika kita mengabaikan protokol kesehatan kita dapat terpapar Covid-19. Penelitian dan pembuatan vaksin Covid-19 saat ini seperti perlombaan antara AS, Rusia dan China serta beberapa negara lainnya. Saat ini telah tersedia bebeberapa vaksin Covid-19 seperti Sinovac, Pfizer dan moderna. Tujuan pembuatan vaksin ini untuk kesehatan dan kemanusiaan.

Test untuk diagnose Covid-19 juga berkembang ada yang menggunakan test cepat/ Rapid Antigen  ada yang diambil lewat darah jari, memakai air ludah dan ada hembusan udara /genose tujuannya adalah untuk screening kasus yang saat ini mengalami infeksi atau sakit/ penular.

No More Posts Available.

No more pages to load.